Tuesday, August 7, 2018

Terakhir di Umur 20-an



Ini akan mejadi tulisan terakhir saya sebelum angka depan usia saya berubah. 

Hampir semua orang mengalami ketegangan ketika mencapai akhir usia 20-an, termasuk saya. Mungkin esok hari tidak ada yang berubah drastis karena sejatinya setiap hari usia kita selalu bertambah, kita berubah, dan selalu berusaha mencari bentuk yang sesuai untuk diri kita saat ini. Lalu apa yang membuat tegang?

Mungkin perubahan angka depan itu sendirilah yang membuat tegang. Wouw saya sudah memasuki kepala 3!!! Sudah menikahkah? Punya anak berapa? Sudah punya tabungan sebanyak apa, atau investasi apa saja yang sudah mulai dilakukan? Karena saat memasuki usia 30-an produktifitas semakin menurun, mulai berpikir mengenai hari pensiun nanti. Seketika permasalahan seperti diputusin, ga bis aikut ujian kuliah, atau skripsi yang tak kunjung berakhir jadi sesuatu yang ringan. Saya bisa sampai melihat hal ini karena sudah melaluinya dan ternyata masih bisa hidup. Mungkin kalau orang tua mengatakan "sudah makan asam garamnya". Oh beneran udah berasa tua kalau seperti ini!! Eh matang ding.

Akan tetapi selain pertanyaan di atas, untuk kasus saya ada pertanyaan lain yang mengusik. Pertanyaan seperti sudah sejauh mana saya bermakna dalam hidup ini? Sudah sejauh apa pencapaian yang saya lakukan? Sudah sebermanfaat apa saya untuk dunia? Hal ini membuat saya kembali menyelami hari-hari diusia 20an.

Saya teringat akan masa-masa kuliah S1, sibuk main, belajar, pacaran, menyelesaikan kuliah, mencoba mencari pekerjaan, liburan semaunya, memutuskan kembali kuliah, patah hati, dan kembali ke titik nol. Mungkin itu adalah titik balik dalam sejarah panjang jalan yang saya lalui. Mulai dari titik itu dunia semakin berwarna dan bermakna. Mencoba sangat banyak hal baru, berpikir dari sudut pandang yang lain, berusaha menyelesaikan masalah dan beban di pundak, menjadi lebih baik lagi, serta menjadi semakin bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. 

Di akhir usia 20-an ini semua menjadi semakin masuk akal, semakin menyadari jalan panjang yang dilakoni untuk membuat saya berada di titik ini hari ini. Beberapa teman terdekat pun menyadari perubahan-perubahan yang dialami dan menghasilkan saya hari ini. Saya semakin sayang dan sadar akan diri saya. Mungkin belum seutuhnya, belum sempurna, karena hidup ini sungguh jauh dari kesempurnaan. 

Esok hari usia saya akan berubah, mungkin tidak ada perubahan signifikan. Muka dan fisik sudah tentu tetap akan disebut usia awal 20-an. Namun ijinkan saya mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang sudah mewarnai kehidupan diusia 20-an. Berkat kalianlah, saya bisa menjadi saya hari ini. Peluk untuk kalian semua. 

may my soul bloom in love for all existence 
(Rudolf Steiner)

0 comments:

Post a Comment

© WANDERER 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis